Pemetaan Zona Potensi Penangkapan Ikan di Perairan Kabupaten Raja Ampat Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar dengan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Kepulauan Raja Ampat dikenal sebagai kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Dalam konsep konservasi terdapat aspek pemanfaatan yang tidak dapat dipisahkan. Pada aspek pemanfaatan yang dilakukan oleh nelayan, umumnya masih bersifat tradisional, artisan, subsisten, dengan penggunaan jenis alat tangkap, teknologi, serta alat transportasi yang masih sederhana. Studi ini mencoba untuk memetakan zona potensi penangkapan ikan di Kepulauan Raja Ampat dan sebagian kecil area BLKB (Bentang Laut Kepala Burung) agar dapat memaksimalkan potensi hasil tangkapan ikan bagi nelayan. Penginderaan Jauh dimanfaatkan sebagai metode perolehan data dimana Klorofil-a dan Suhu Permukaan Laut (SPL) sebagai 2 informasi utama penelitian diekstrak dari sensor MODIS pada wahana satelit Aqua. Dengan resolusi spasial 4x4 km (atau 4.6 x 4.6 pada ekuator), dihasilkanlah peta tentatif Klorofil-a dan SPL pada Bulan April 2021 yang kemudian dianalisa sehingga didapatkan peta Zona Potensi Penangkapan Ikan. Setiap bin pada peta terbagi menjadi 2 kelas klasifikasi : potensial dan tidak potensial. Dengan parameter yang digunakan yakni Klorofil-a dengan rentang 0.3 – 2.0 mg/m3 untuk kategori potensial serta SPL dengan rentang 28-32°C, maka didapatkan hasil sebagian besar perairan di Kabupaten Raja Ampat, terutama pada bagian Selatan (Misool – Salawati) dinilai merupakan hotspot berkumpulnya ikan yang potensial sebagai zona penangkapan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan prinsip keberlanjutan, penangkapan sebaiknya tidak dilakukan pada Kawasan Konservasi, terutama Zona Inti sebagai feeding, spawning, serta nursery ground ikan.