ANALISIS PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 4 TAHUN (BIDANG SEMANTIK)

  • Mieske Mieske Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
Keywords: Bahasa anak, semantik, psikolinguistik

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun (studi psikolinguistik).  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantatif, dengan pendekatan psikolinguistik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode simak dan metode capak. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat kemukakan bahwa 1. secara semantik sesuai dengan teori hipotesis fitur semantik yang didukung oleh teori hipotesis nurani Cahyani dapat dikategorikan dalam medan semantik. Penggategorian medan semantik ini didasari dengan kemampuan Cahyani untuk mengelompokkan dan mengkategorikan kata-kata berdasarkan pada makna yang melekat di dalamnya. 2. Walaupun sebagian besar Cahyani sudah mampu mengelompokkan berdasarkan pada jenisnya atau hierarkinya akan tetapi Cahyani belum mampu membedakan antara makna kata itik dan bebek. Kemungkinan besar gejala ini sesuai dengan teori hipotes nurari adalah gejala/fenomena lingkungan. 3. Ketidakmampuan Cahyani dalam membedakan kata ayah dan kata ayam tidak  merujuk pada bagian semantik, permasalahan ini lebih mengarah kepada bidang fonologis bukan pada bidang semantik.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun (studi psikolinguistik).  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantatif, dengan pendekatan psikolinguistik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode simak dan metode capak. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat kemukakan bahwa 1. secara semantik sesuai dengan teori hipotesis fitur semantik yang didukung oleh teori hipotesis nurani Cahyani dapat dikategorikan dalam medan semantik. Penggategorian medan semantik ini didasari dengan kemampuan Cahyani untuk mengelompokkan dan mengkategorikan kata-kata berdasarkan pada makna yang melekat di dalamnya. 2. Walaupun sebagian besar Cahyani sudah mampu mengelompokkan berdasarkan pada jenisnya atau hierarkinya akan tetapi Cahyani belum mampu membedakan antara makna kata itik dan bebek. Kemungkinan besar gejala ini sesuai dengan teori hipotes nurari adalah gejala/fenomena lingkungan. 3. Ketidakmampuan Cahyani dalam membedakan kata ayah dan kata ayam tidak  merujuk pada bagian semantik, permasalahan ini lebih mengarah kepada bidang fonologis bukan pada bidang semantik.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2020-08-28