Mengenal Poliamori: Atas Nama Cinta atau Hanya Kelainan Seksual Belaka

  • Muhammad Andi Septiadi
  • Riska Leiza Novemberiaani UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
  • Rafli Rahman Sutayo
  • Shaka Umar Rrayyan
  • Silma Hanifa
Keywords: Poliamori, Kelainan Seksual

Abstract

Kata Poliamori cukup asing di telinga masyarakat Indonesia, Poliamori ini sendiri hampir sama dengan poligami akan tetapi dengan definisi yang berbeda. Poliamori dapat diartikan sebagai posisi atau praktek yang memiliki lebih dari satu hubungan romantis terbuka pada suatu waktu. Kata ini digunakan dalam arti luas untuk merujuk pada hubungan romantis yang tidak hanya eksklusif secara seksual Orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai poliamori biasanya menolak pandangan bahwa eksklusivitas seksual diperlukan hubungan cinta yang mendalam, menolak keharusan berkomitmen tunggal dasarnya cinta tidak mengikat, Di Indonesia sendiri istilah poligami lebih dikenal masyarakat dan bukan tanpa alasan dikarenakan kesadaran akan edukasi seks di Indonesia cukup rendah dan masih di anggap tabu oleh beberapa kalangan masyarakat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode kualitatif, dimana penelitian metode kualitatif merupakan penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti prilaku, motivasi, tindakan dan dllwawancara dari beberapa narasumber yang berlatar belakang oleh anak SMA atau mahasiswa dan para pekerja. Narasumber pertama beliau berkata bahwa sama sekali tidak keberatan dengan gaya hubungan poliamori dan narasumber kedua berpendapat kontra dengan mengatakan “di luar konteks agama atau bukan aku nggak setuju karena menurutku ini menyalahi norma dan keseimbangan kehidupan romansa manusia”..

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-06-30
How to Cite
Septiadi, M., Novemberiaani, R., Sutayo, R., Rrayyan, S., & Hanifa, S. (2022). Mengenal Poliamori: Atas Nama Cinta atau Hanya Kelainan Seksual Belaka. Jurnal Ilmiah Psikomuda (JIPM) Connectedness, 2(1). Retrieved from https://unimuda.e-journal.id/jurnalpsikologiunimuda/article/view/2590