Gambaran Self Diagnose Mental Disorder Pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial

  • Nurmaya Amrah Universitas Negeri Makassar
  • Sitti Murdiana Universitas Negeri Makassar
  • Ismalandari Ismail Universitas Negeri Makassar
Keywords: Dewasa awal, Media sosial, Mental disorder, Self diagnose

Abstract

Self diagnose merupakan suatu fenomena yang cukup banyak dilakukan oleh individu utamanya pada dewasa awal yang menggunakan media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi mengenai gambaran, faktor dan dampak self diagnose yang dialami oleh individu dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan teknik analisis tematik dengan pendekatan teori driven. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self diagnose diawali dengan adanya kondisi diri yang dirasa mengganggu dan proses asosiasi dengan informasi gangguan mental di media sosial. Self diagnose disebabkan oleh adanya penggunaan media sosial, latar belakang pendidikan psikologi, pengalaman negatif dan traumatis, serta didukung oleh adanya pemikiran skematis, pencarian informasi tambahan, dan bias kognitif. Perilaku self diagnose lebih banyak memberikan dampak negatif seperti reaksi negatif, kecemasan, hingga perilaku maladaptif. Implikasi penelitian ini yaitu sebagai bahan introspeksi diri dan pertimbangan self diagnose untuk melakukan konsultasi ke profesional apabila telah merasa memiliki kecenderungan terhadap suatu gangguan tertentu.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afriani, D., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh Cognitive Dissonance Bias, Overconfidence Bias Dan Herding Bias Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(4), 1650–1665. https://doi.org/10.24036/jea.v1i4.168
Ahmed, A., & Samuel, S. (2017). Self-Diagnosis in Psychology Students. The International Journal of Indian Psychology, 4(2), 120–139. https://doi.org/10.25215/0402.035
Akbar, M. F. (2019). Analisis Pasien Self-Diagnosis Berdasarkan Internet pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. INA-Rxiv, 25, 1–9.
Ani, C., Bazargan, M., Bazargan-Hejazi, S., Andersen, R., Hindman, D., & Baker, R. (2008). Correlates Of Self-Diagnosis Of Chronic Medical And Mental Health Conditions In Under-Served African American And Latino Populations. Ethnicity & Disease, 18, 105–111.
APA. (2015). Dictionary A–Z. In American Psychological Association. American Psychological Association. https://doi.org/10.1515/9783111704227.1
Charlton, B. G. (2005). Self-management of psychiatric symptoms using over-the-counter (OTC) psychopharmacology: The S-DTM therapeutic model - Self-diagnosis, self-treatment, self-monitoring. In Medical Hypotheses (Vol. 65, Issue 5, pp. 823–828). https://doi.org/10.1016/j.mehy.2005.07.013
Copelton, D. A., & Valle, G. (2009). “You don’t need a prescription to go gluten-free”: The scientific self-diagnosis of celiac disease. Social Science and Medicine, 69(4), 623–631. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2009.05.012
Farnood, A., Johnston, B., & Mair, F. S. (2020). A mixed methods systematic review of the effects of patient online self-diagnosing in the ‘ smart-phone society ’ on the healthcare professional-patient relationship and medical authority. 20(1), 1–14.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan: Edisi Kelima. Erlangga.
Lambert, S. D., & Loiselle, C. G. (2007). Health Information-Seeking Behavior. Qualitative Health Research, 17(8), 1006–1019. https://doi.org/10.1177/1049732307305199
Maskanah, I. (2022). Fenomena Self-Diagnosis di Era Pandemi COVID-19 dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental The Phenomenon of Self-Diagnosis in the Era of the COVID-19 Pandemic and Its Impact on Mental Health. JoPS: Journal of Psychological Students, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.15575/jops.v1i1.17467
Mirzaei, A., Aslani, P., Luca, E. J., & Schneider, C. R. (2021). Predictors of Health Information-Seeking Behavior: Systematic Literature review and Network Analysis. Journal of Medical Internet Research, 23(7), 1–14. https://doi.org/10.2196/21680
Moss-Morris, R., & Petrie, K. J. (2001). Redefining medical students’ disease to reduce morbidity. Medical Education, 35(8), 724–728. https://doi.org/10.1046/j.1365-2923.2001.00958.x
Mubasyaroh. (2013). Pengenalan Sejak Dini Penderita Mental Disorder. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 127–144. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/konseling/article/download/1073/985
Pahlevi, R. (2022). Penetrasi Internet di Indonesia Berdasarkan Umur (2022). https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/10/penetrasi-internet-di-kalangan-remaja-tertinggi-di-indonesia
Papalia, D. E., Old, S., & Feldman, R. D. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Salemba Humanika.
Riyanto, A. D. (2022). Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022. Andi.Link. https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022/
Sadida, S. (2021). Perancangan Informasi Fenomena Self-Diagnosis Kesehatan Mental Remaja Generasi Z Di Media Sosial Melalui Media Buku Ilustrasi. Universitas Komputer Indonesia.
Sternberg, R. J., & Sternberg, K. (2012). Cognitive Psychology, 6th Editions (6th ed.). Wadsworth, Cengage Learning.
White, R. W., & Horvitz, E. (2009). Cyberchondria : Studies of the Escalation of Medical Concerns in Web Search. ACM Transactions on Information Systems (TOIS), 27(4), 1–37. https://doi.org/10.1145/1629096.1629101
Published
2024-06-27
How to Cite
Amrah, N., Murdiana, S., & Ismail, I. (2024). Gambaran Self Diagnose Mental Disorder Pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial. Jurnal Ilmiah Psikomuda (JIPM) Connectedness, 4(1), 36-47. https://doi.org/10.36232/jipmconnectedness.v4i1.6241