Dinamika Forgiveness Pada Komunitas Pencak Silat
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dinamika Forgiveness pada Komunitas Perguruan Pencak Silat di Madiun. Teori pemaafan yang dipakai terdiri dari empat fase yaitu fase pembukaan (uncovering phase), fase pengambilan keputusan (decision phase), fase tindakan (work phase) dan fase pendalaman (deepening phase). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang mengumpulkan data melalui wawancara. Subjek penelitian ini adalah tiga orang dari komunitas perguruan pencak silat yang berada di wilayah Madiun. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan maksud mengambil sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data dengan menggunakan tekni Theory-led analysis yang mengkategorikan informasi yang sudah didapat lalu diadaptasikan dengan aspek yang telah didapat. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dinamika proses forgiveness tidak selalu sama dan tidak selalu berjalan linear seperti informan A melalui tahapan uncovering phase, decision phase, work phase deepening phase dan terakhir uncovering phase yang hanyak sekedar mengingat kejadian. Informan H melalui tahapan work phase, deepening phase, decision phase dan uncovering phase. Informan P melalui uncovering phase, work phase, decision phase, work phase dan deepening phase. Faktor untuk melakukan memaafkan dari informan A,H, dan P adalah kualitas hubungan, perasaan malu, kemarahan, empati, karakteristik kepribadian, religiulitas, dan kualitas hubungan. Bentuk konflik dalam komunitas perguruan silat seperti rasa sombong, masalah sepele yang nantinya di viralkan melalui media sosial, acara perguruan silat atau suran agung yang nanti timbulnya penghadangan dari komunitas perguruan silat, selain itu adanya saudara atau teman yang dicelakai. Proses memaafkan yang diungkapkan oleh informan A memaafkan dengan adanya dorongan orang lain atau dari sebuah ajaran, berhubungan yang baik dengan komunitas perguruan lain. Informan H memaafkan dengan mempunyai rasa capek terkait dendam menjalin kerja sama, melakukan kegiatan positif bersama dan menyelesaikan masalah dengan jalur damai atau dibawa ke ranah hukum. Sedangkan informan P memaafkan dengan menyelesaikan masalah dengan menempuh jalur musyawarah, adanya kesadaran dalam diri bahwa mereka berguna bagi masyarakat, bergaul dengan komunitas lain, hilangngya rasa marah ketika masalah sudah selesai.
Downloads
References
Apsari, F. Y., Simanjuntak, E. L., Nugrohadi, G. E., & Rahardanto, M. S. (2014). Pedoman Penyusunan dan Penulisan Kualitatif (Edisi kedua). Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Blok-a.com. (2020). Bikin Geger, PSHT VS PSHW Bentrok di Madiun Gara-Gara Tugu Perguruan Silat dirusak. https://www.blok-a.com/news/bikin-geger-psht-vs-pshw-bentrok-di-madiun-gara-gara-tugu-perguruan-silat-dirusak/. Diakses 17 Mei 2023
Enright, R., & Fitzgibbon, R. (2000). Helping clients forgive: An empirical guide for resolving anger and restoring hope. Washington: American Psychology Association.
Kaballu, R. B. U. (2013). Makna Pemaafan Pada Korban Konflik Poso (Studi Kasus dengan Menggunakan Teori Representasi Sosial. Tesis. Universitas Katolik Soegijapranata
Liputan.com. (2014). Dilarang Ikuti Suran Agung, Pesilat Madiun Bentrok dengan Aparat. https://www.liputan6.com/news/read/2131524/dilarang-ikuti-suran-agung-pesilat-madiun-bentrok-dengan-aparat. Diakses 17 Mei 2023
Listiana, A. (2013). Dinamika Konflik Perguruan Silat Setia Hati (Studi Konflik Simon Fisher Pada Kasus Konflik Kekerasan Setia Hati Terate Dengan Setia Hati Tunas Muda Winongo Di Kabupaten Madiun). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Airlangga.
Kompas.com. (2023). Bentrok 2 Perguruan Silat di Madiun, 1 Orang Terluka. https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/15/213245178/bentrok-2-perguruan-silat-di-madiun-1-orang-terluka. Diakses 15 Mei 2023
McCullough, M. E., Root, L. M., & Cohen, A. D. (2006). Writing about the benefits of an interpersonal transgression facilitates forgiveness. Journal of consulting and clinical psychology, 74(5).
Murdiyanto, Eko. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UPN “Veteran” Yogyakarta Press.
Poerwandari, K. E. (2005). Pendekatam Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. LPSP3 UI.
Prastya, A. (2016). Konflik Kekerasan Antara Pendekar Silat Dalam Perspektif Sosiologi (Studi Konflik antar Pendekar Silat di wilayah Madiun). Indonesia Yang Berkeadilan Sosial Tanpa Diskriminasi, 19.
Safitri, A. M. (2017). Proses dan faktor yang mempengaruhi perilaku memaafkan pada remaja broken home. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistiyono, R. (2014). Persepsi masyarakat terhadap konflik antar oknum perguruan pencak silat (studi kasus mengenai konflik antar oknum persaudaraan setia hati terate dan persaudaraan setia hati tunas muda Winongo di kabupaten Madiun). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Politik. Universitas Negeri Sebelas Maret.
Taufik, I. (2016). Pemolisian Masyarakat Dan Penyelesaian Konflik (Studi Kasus Upaya Polres Madiun Kota Dan Polres Madiun Dalam Mengatasi Konflik Antara Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Dan Persaudaraan Setia Hati Winongo). Tesis, Universitas Gadjah Mada.
Widiyowati, E., Kriyantono, R., & Prasetyo, B. D. (2018). Model manajemen konflik berbasis kearifan lokal: konflik Perguruan Pencak Silat di Madiun–Jawa Timur. Komunikator, 10(1).
Yudha, I. N. B. D., Tobing, D. H., & Tobing, D. H. (2017). Dinamika memaafkan pada korban pelecehan seksual. Jurnal Psikologi Udayana, 4(2).
Zakaria, M. (2020). Studi tentang konflik antar perguruan silat psht dan ikspi-kera sakti di desa sumuragung kabupaten bojonegoro. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(1).
Copyright (c) 2024 Novenda Satria Herlambang, Robik Anwar Dani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.