Analisis Pengaruh Perbedaan Teknik Pemerahan Susu Sapi terhadap Jumlah Bakteri Salmonella sp.

  • Dian Fajarwati Susilaningrum Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar
  • Aurora Sukma Yuardi Wijaya Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar
  • Meifut Zuliana Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar
  • Putri Ariani Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar
  • Angga Maulana Firmansyah Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Tri Ujilestari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Keywords: Salmonella sp, Susu Sapi, Teknik Pemerahan

Abstract

Susu sapi merupakan suatu sekresi dengan komposisi yang sangat berbeda dengan komposisi darah. Susu sapi segar merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki zat gizi tinggi. Akan tetapi susu juga dapat menjadi sarana bagi penyebaran bakteri yang membahayakan kesehatan manusia. Salah satu bakteri kontaminasi susu adalah Salmonella sp. Kontaminasi tersebut dapat dikurangi salah satunya dengan penerapan teknologi modern pada saat proses pemerahan. Dengan penerapan teknologi tersebut maka diharakan tidak ada kontak langsung sehingga tidak ada kontaminasi pada susu. Tujuan pembuatan artikel ini untuk mengetahui tingkat kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada teknik pemerahan susu seacara manual dengan menggunakan tangan dan pada teknik pemerahan susu secara modern menggunakan mesinperah, sehingga dapat memilih teknik pemerahan yang efektif dalam meminimalisisr kontaminasi bakteri Salmonella sp. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi literatur yaitu mengkaji beberapa jurnal terkait. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerahan susu dengan teknik tradisional dan modern sangat berbanding jauh terhadap kontaminasi mikroba Salmonella sp., yang mana teknik modern dapat menekan 75% kontaminasi mikroba tersebut karena menjaga kondisi aseptic selama proses.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Standarisasi Nasional. (2009). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. SNI, 7388(2009), 67-220.
Budi, U. (2006). Buku Ajar Dasar Ternak Perah. Medan: Departemen Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sumatera Utara.
Cahyono. D., Padaga. M.Ch., dan Sawitri. M.E. (2013). Kajian kualitas mikrobiologis total plate count (TPC), Enterobactericeae dan Staphylococcus aureus) susu sapi segar di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.
Chotiah, S. (2020). Beberapa bakteri patogen yang mungkin dapat ditemukan pada susu sapi dan pencegahannya. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah menuju Perdangan Bebas
Creswell, J. W. (2014). Qualitative Inquiry and Research Design. Sage Publication, Inc: California
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. (2008). Petunjuk Teknis Penanganan dan Pengolahan Susu. Jakarta: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember
Dwita, H., S.N. Lubis, & S.I. Kusuma. (2016). Analisis usaha ternak kambing etawa (Studi kasus: Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang). Journal of Agriculture and Agribusiness Socioeconomics, 5(1), 95130.
Fitriani, V. A. (2019). Perbedaan teknik pemerahan terhadap kontaminasi Salmonella sp. pada susu sapi di Kecamatan Ajung dan Arjasa Kabupaten Jember.
Handayani, K. S. dan P. Maya. (2010). Kesehatan ambing dan higien pemerahan di peternakan sapi perah Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin. Jurnal Penyuluhan Peternakan; 5: 1.
Hartanto R., D. W. Harjanti, E. Prayitno, V. Restitrisnani, & A. Prima (2021). Buku Ajar Manajemen Ternak Perah (Pemerahan dan Penanganan Susu). Semarang: Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro.
Hijriah, P. F., P. E., Santoso, & V. Wanniatie. (2016). Status mikrobiologi (total plate count, coliform, dan Escherichia coli) susu kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Sungai Langka kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 4(3): 217-221.
Hutagol, F. D. A. (2013). Kualitas Mikrobiologi Susu Sebelum dan Sesudah Pateurisasi. Skripsi. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Mulyati, L., Ardhani, F., & Yusuf, R. (2018). Pengujian kualitas susu segar dengan perbedaan perlakuan pemerahan melalui evaluasi jumlah mikroba dan derajat keasaman (pH). Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis, 1(1), 17-24.
Nurhadi, M. (2012). Kesehatan Masyarakat Veteriner (Higiene Bahan Pangan Asal Hewan dan Zoonosis). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Pertiwi D. A. (2018). Personal Higiene Pemerah Susu Sapi dan Pemeriksaan Kandungan Salmonella Sp. Pada Susu Sapi Perah dari Beberapa Lokasi Peternakan Sapi Perah Di Kota Medan Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Prasetya, H. (2012). Prospek Cerah Beternak Sapi Perah. Pustaka Baru Press: Yogyakarta
Putri R. A. A., Tyasningsih W., Fikri F. (2021). Uji cemaran Salmonella sp. pada susu segar kambing Sapera di Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, 31 Juli 2021: 186-197.
Ressang, A. A dan Nasution A. M. (2010). Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan Susu (Milk Hygiene) edisi 2. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rombaut, R. (2010). Dairy Microbiology and Starter Cultures. Gent University: Belgium
Saerah, A.S. (2017). Hubungan Sanitasi Peternakan terhadap Tingkat Kejadian Penyakit Mastitis pada Sapi Perah di Peternakan Rakyat Dusun Jambuer Kampung baru Desa Balesari Kecamatan Ngajum Malang. Dissertation. Universitas Airlangga.
Sari V. M., Widyaswara G., & Pramonodjati F. (2021). Avicenna: Journal of Health Research, 4(2): 47-58.
Sari, V. M., Widyaswara, G., & Pramonodjati, F. (2021). Pengaruh perbedaan waktu dan teknik pemerahan susu sapi terhadap jumlah bakteri Escherichia coli. Avicenna: Journal of Health Research, 4(2).
Setiawan, J. T. (2016). Perbandingan Kasus Mastitis Pada Sapi Perah Friesian Holstein yang Diperah secara Manual dan Diperah Menggunakan Mesin Perah. Skripsi. Program Studi Diploma III Kesehatan Ternak, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Suheri, G. (1995). Teknik Pemerahan dan Penanganan Susu Sapi Perah. Bogor: Balai Penelitian Ternak. Ciawi.
Suresti, A., Aritonang, S. N., & Wati, R. (2018). Pengembangan usaha kelompok produsen dadih di Kecamatan Tilatang Kamang. Jurnal Hilirisasi IPTEKS, 1(3. a), 35-45.
Suwito, W. (2012). Teknologi penanganan susu yang baik dengan mencermati profil mikroba susu sapi di berbagai daerah. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 9(1), 35-44.
Utomo, B., & Pertiwi, M. D. (2010). Tampilan produksi susu sapi perah yang mendapat perbaikan manajeman pemeliharaan. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 25(1), 21-25.
Wijiastutik, D. (2012). Hubungan higiene dan sanitasi pemerahan susu sapi dengan total plate count pada susu sapi di peternakan sapi perah Manggis Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1 (2).
Zed Mestika, (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Published
2022-12-20