Respon Fisiologi Domba Garut dan Domba Jonggol Jantan Dewasa terhadap Pemberian Pakan Limbah Tauge pada Sore Hari
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengkaji respon fisiologis, tingkah laku, dan hematologi pada domba Garut dan domba Jonggol jantan yang diberi pakan limbah tauge pada sore hari. Penelitian ini menggunakan 16 ekor domba jantan dewasa yang terdiri atas 8 ekor domba Garut jantan dewasa dan 8 ekor domba Jonggol jantan dewasa, berumur 1-2 tahun dengan bobot 19,80-43,10 kg yang diperoleh dari peternakan di sekitar Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (2x2) dengan empat kali ulangan. Ransum RK (40% rumput lapang + 60% konsentrat komersil R) dan TK (40% limbah tauge + 60% konsentrat komersil LT). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ANOVA (Analysis of Variance). Jika terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Data diolah dengan menggunakan software SAS 9,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi denyut jantung domba Jonggol sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan frekuensi denyut jantung domba Garut, tetapi secara umum frekuensi denyut jantung kedua bangsa domba masih berada dalam kisaran normal. Perbedaan bangsa dan jenis ransum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju pernapasan dan suhu rektal, tetapi secara umum laju pernapasan kedua bangsa domba lebih tinggi dari kisaran normal. Jumlah eritrosit dan nilai hematokrit domba yang diberi ransum mengandung limbah tauge memberikan pengaruh nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan jumlah eritrosit dan nilai hematokrit domba yang diberi ransum mengandung rumput, tetapi jumlah eritrosit dan nilai hematokrit kedua bangsa domba masih berada dalam kisaran normal. Kadar hemoglobin domba Jonggol pada semua jenis ransum sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan kadar hemoglobin domba Garut, tetapi secara umum kadar hemoglobin kedua bangsa domba berada dibawah kisaran normal. Perbedaan bangsa dan jenis ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah total leukosit, persentase limfosit, persentase monosit dan rasio neutrofil/limfosit, tetapi jumlah total leukosit dan rasio neutrofil/limfosit berada diatas kisaran normal, persentase limfosit berada dibawah kisaran normal dan persentase monosit berada dalam kisaran normal. Perbedaan bangsa berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase neutrofil dan eosinofil, tetapi persentase neutrofil domba Jonggol berada diatas kisaran normal sedangkan persentase neutrofil domba Garut berada dalam kisaran normal. Persentase eosinofil domba Garut berada diatas kisaran normal sedangkan persentase eosinofil domba Jonggol berada dalam kisaran normal. Pemberian pakan limbah tauge dengan waktu pemberian pakan sore hari selama delapan minggu tidak berpengaruh terhadap respon fisiologis dan status hematologi, tetapi berpengaruh terhadap laju pernapasan yang semakin meningkat, kadar hemoglobin menurun, jumlah total leukosit meningkat, persentase limfosit menurun dan rasio neutrofil/limfosit meningkat.
Downloads
References
Campbell, N. A. Reece, B. Jane, & G.M. Lawrance. 2002. Biologi Jilid I. Edisi ke-5. Erlangga, Jakarta.
Coles, EH. 1980. Veterinary Clinician Pathology. 3rd ed. WB Sanders Co. Philadelphia. Pp 10-20.
Dawkins, H.J.S., R.G. Windon, & G.K. Engleson. 1989. Eosinophil responses in sheep selected for high and low responsiveness to Trichostrongylus colubriformis. Int. J. Parasitol. 19: 199-205.
Duke, N.H. 1995. The physiology of domestic animal. Comstock Publishing: New York.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
Ganong, W.F. 2002. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20. Diterjemahkan oleh Widjajakusumah D. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Pp 486-510.
Guyton, H. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Terjemahan: Irawati. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Hafez, E.S.E & I.A. Dyer. 1969. Animal Growth and Nutrition. Lea and Febiger. Philadelphia.
Heriyadi, D., M.H. Hadianan, D.C. Budinuryanto & A. Anang. 2003. Standarisasi domba garut. Kerjasama antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan Terhadap Keadaan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Kannan, G., T.H. Terrill, B. Kouakou, O.S. Gazal, S. Gelaye, E.A. Amoah & S. Samake. 2000. Transportation of goats: effects on physiological stress responses and live weight loss. J. Anim. Sci. 78: 1450–1457.
Kasip, LM. 1995. Kemampuan kerja, dinamika fisiologis dan metabolit darah sapi bali betina dalam mengolah lahan pertanian berdasarkan lebar mata bajak [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada.
Kullisaar, T, M. Zilmer, M. Mikelsaar, T. Vilhelm, H. Annuk, C. Kamane & A. Klik. 2001. Two antioxidant Lactobacilli strains as promising probiotics. Food Microbiol J. 72: 215-224.
Marai, I.F.M., A.A. El-Darawany, A. Fadiel, & A.M.A. Abdel-Hafez. 2007. Physiological traits as affected by heat stress in sheep a review. Small Ruminant Research. 71: 1-12.
Njidda, A.A., A.A. Shuai’bu, & E. Isidahomen. 2014. Haematological and serum biochemical indices of sheep in semi-arid environment of Northern Nigeria. Global Journal of Sci Frontier Res. 14(2): 2249-4626. ISSN: 0975-5896.
Orheruata, A.M. & P.U. Akhuomobhogbe. 2006. Haematological and blood biochemical indices in West African dwarf goats vaccinated against pestes des petit ruminants (PPR). Afr. J. Biotechnol. 5: 743-748.
Phillips, C. 2002. Cattle Behaviour and Welfare. UK. Blackwell Publishing.
Price, A.S. & L.M. Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 4th ed. Buku I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rahayu, S., D.S.Wadito & W.W. Ifafah. 2010. Survey potensi limbah tauge di Kotamadya Bogor. (Laporan Penelitian). Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, S., M. Baihaqi, & K. Heratri. 2012. Respon fisiologis pada domba jonggol dan domba garut dengan ransum limbah tauge pada umur yang berbeda. (Laporan Penelitian). Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Rothwell, T.L.W., R.G. Windon, B.A. Horsburgh, & B.H. Anderson. 1993. Relationship between eosinophilia and responsiveness to infection with Trichostrongylus colubriformis in sheep. Int. J. Parasitol. 23: 203-211.
SAS. 2004. SAS/STAT. User’s Guide (release 8.03). SAS Institute, Cary North Carolina. USA.
Sastradipradja, D., & S. Hartini. 1989. Fisiologi Veteriner. Bogor (ID): FKH-IPB.
Schalm, O.W., N.C. Jain & E. J. Carroll. 1986. Veterinary Hematology. Edisi ke-4. Philadelphia: Lea dan Febiger.
Soeharsono, A. Mushawwir, E. Hernawan, L. Adriani, K.A. Kamil. 2010. Fisiologi Ternak: Fenomena dan Nomena Dasar, Fungsi, dan Interaksi Organ pada Hewan. Widya Padjadjaran. Bandung.
Stear, M.J. & M. Murray. 1994. Genetic resistance to parasitic disease: particularly of resistance in ruminants to gastrointestinal nematodes. Vet. Parasitol. 54: 161-176.
Sumantri, C., A. Eintiana, J.F. Salamena & I. Inounu. 2007. Keragaman dan hubungan phylogenik antar domba lokal di Indonesia melalui pendekatan analisis morfologi. JITV. 12(1): 42-54.
Taiwo, V.O. & A.O. Ogunsanmi. 2003. Haematology, plasma, whole blood and erythrocyte biochemical values of clinically healthy captive-rared grey duiker (Sylvicarpa grimmia) and West African dwarf sheep and goats in Ibadan, Nigeria. Isr. J. Vet. Med. 58: 57-61.
Tambur, Z. 2006. White blood cell differential count in rabbits artificially infected with intestinal coccidia. J. Protozool. Res. 16: 42-50.
Tambuwal, F.M., B.M. Agale & A. Bangana. 2002. Haematological and biochemical values of apparently healthy Red Sokoto goats. Proceeding of 27th Annual Conference Nigerian Society of Animal Production (NSAP). FUTA, Akure, Nigeria, 17-21 March 2002, Pp 50-53.
Yousef, M.K. 1985. Stress Physiology in Livestock. Edisi ke-1. Florida (US): CRC Pr.